Cara Membuat Indikator – Selamat datang di website kami. Pada kesempatan kali ini kami akan membahas tentang cara membuat indikator dari kd pembelajaran. Dalam melaksanakan tugas dari guru, pastinya guru akan sangat berkaitan dengan SK-KD.
Penjabaran SK dan KD yang merupakan bagian dari pengembangan KTSP akan dilakukan melalui pengembangan silabus dan rencana pelaksanaan pembelajar. Silabus ialah penjabaran yang lebih lanjut dari SK dan KD yang kemudian menjadi indikator, kegiatan pembelajaran, materi pembelajaran dan penilaian.
Rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) merupakan rencana yang menggambarkan prosedur dan pengorganisasian pembelajaran untuk dapat mencapai satu KD yang ditetapkan dalam SI dan sudah diuraikan dalam silabus.
Berdasarkan penjelasan diatas, maka dapat dikatakan bahwa pengembangan indikator merupakan langkah strategis dalam peningkatan kualitas pembelajaran di kelas dan pencapaian kompetensi siswa.
Maka dari itu, dibutuhkan panduan pengembangan indikator yang bisa dijadikan sebagai pedoman bagi guru dan sekolah dalam mengembangkan SK dan KD setiap mata pelajaran.
Indikator merupakan penanda pencapaian KD yang ditandai dengan perubahan perilaku yang bisa diukur yang meliputi sikap, pengetahuan, dan keterampilan. Indikator akan dikembangkan sesuai dengan karakteristik siswa, mata pelajaran, satuan pendidikan, potensi daerah dan dirumuskan dalam kata kerja operasional yang teruku dan bisa diobservasi.
Baca juga : Metode Pembelajaran Untuk PAUD
Dalam mengembangkan indikator, ada beberapa hal yang perlu dipertimbangkan :
Dalam mengembangkan pembelajaran dan penilaian, ada dua macam rumusan indikator, yaitu :
Indikator dirumuskan berupa kalimat yang menggunakan kata kerja operasional. Rumusan indikator setidaknya mencakup dua hal yakni tingkat kompetensi dan meteri yang telah menjadi media pencapaian kompetensi.
Lalu bagaimana dengan fungsinya? apakah fungsi dari indikator pembelajaran itu?
Indikator mempunyai kedudukan yang cukup strategis dalam mengembangkan kompetensi berdasarkan SK-KD. Adapun fungsi dari indikator adalah sebagai berikut:
Pengembangan materi pembelajararan harus sesuai dengan indikator yang akan dikembangkan. Indikator yang dikembangkan secara teliti akan memberikan arahan arah dalam pengembangan materi pembelajaran yang afektif sesuai dengan karakteristik mata pelajaran, peotensi dan kebutuhan siswa, sekolah, dan lingkungan sekitar.
Desain pembelajaran harus direncanakan secara efektif supaya kompetensi bisa dicapai secara maksimal. Pengembangan desain pembelajaran sebaiknya sesuai dengan indikator yang akan dikembangan. Hal ini dikarenakan indikator dapat memberikan gambaran kegiatan pembelajaran yang efektif untuk dapat mencapai kompetensi. Indikator yang menuntut kompetensi lebih cenderung pada aspek prosedural menunjukkan supaya kegiatan pembelajaran dilakukan tidak dengan strategi ekspositori namun yang lebih tepat dengan strategi discovery-inquiry.
Bahan ajar harus dikembangkan oleh guru karena berguna untuk menunjang pencapaian kompetensi siswa. Pemilihan bahan ajar yang efektif harus sesuai dengan tuntutan indikator sehingga akan meningkatkan pencapaian kompetensi lebih maksimal.
Indikator sebagai pedoman untuk merancang, melaksanakan, dan juga mengevaluasi hasil belajar. Rancangan penilaian akan memberikan acuan dalam menentukan bentuk dan jenis penilaian, serta pengembangan indikator penilaian. Pengembanan indikator penilaian harus berpacu pada indikator pencapaian yang dikembangkan sesuai dengan tuntutan SK dan KD.
Bagaiamana cara untuk mengembangkan atau membuat Indikator yang baik dan benar?
Langkah pertama pengembangan indikator yaitu menganalisis tingkat kompetensi SK dan KD. Hal ini sangat dibutuhkan karena untuk memenuhi tuntutan minimal kompetensi yang dijadikan sebagai standar secara nasional. Sekolah mampu mengembangkan indikator yang melebihi standar secara nasional tersebut.
Tingkat kompentesi sendiri bisa dilihat melalui kata kerja operasional yang dipakai dalam SK dan KD. Tingkat kompetensi ini dapat diklasifikasikan dalam tiga bagian, yakni tingkat pengetahuan, tingkat proses, dan tingkat penerapan.
Kata kerja pada tingkat pengetahuan lebih rendah dibandingkan tingkat proses ataupun penerapan. Tingkat penerapan termasuk tuntutan kompetensi tertinggi yang diinginkan. Klasifikasi tingkat kompetensi berdasarkan kata kerja yang digunakan akan dijasikan dalam Tabel 1 berikut ini.
Tabel 1. Tingkat Kompetensi Kata Kerja Operasional
No | Klasifikasi Tingkat Kompetensi | Kata Kerja Operasional yang Digunakan |
1 | Berhubungan dengan mencari keterangan (dealing with retrieval) | 1. Mendeskripsikan (describe) 2. Menyebutkan kembali (recall) 3. Melengkapi (complete) 4. Mendaftar (list) 5. Mendefinisikan (define) 6. Menghitung (count) 7. Mengidentifikasi (identify) 8. Menceritakan (recite) 9. Menamai (name) |
2 | Memproses (processing) | 1. Mensintesis (synthesize) 2. Mengelompokkan (group) 3. Menjelaskan (explain) 4. Mengorganisasikan (organize) 5. Meneliti/melakukan eksperimen (experiment) 6. Menganalogikan (make analogies) 7. Mengurutkan (sequence) 8. Mengkategorikan (categorize) 9. Menganalisis (analyze) 10. Membandingkan (compare) 11. Mengklasifikasi (classify) 12. Menghubungkan (relate) 13. Membedakan (distinguish) 14. Mengungkapkan sebab (state causality) |
3 | Menerapkan dan mengevaluasi | 1. Menerapkan suatu prinsip (applying a principle) 2. Membuat model (model building) 3. Mengevaluasi (evaluating) 4. Merencanakan (planning) 5. Memperhitungkan/meramalkan kemungkinan (extrapolating) 6. Memprediksi (predicting) 7. Menduga/Mengemukakan pendapat/ mengambil kesimpulan (inferring) 8. Meramalkan kejadian alam/sesuatu (forecasting) 9. Menggeneralisasikan (generalizing) 10. Mempertimbangkan /memikirkan kemungkinan-kemungkinan (speculating) 11. Membayangkan /mengkhayalkan/ mengimajinasikan (Imagining) 12. Merancang (designing) 13. Menciptakan (creating) 14. Menduga/membuat dugaan/ kesimpulan awal (hypothezing) |
Tidak hanya tingkat kompetensi saja, penggunaan kata kerja menunjukkan penekanan aspek yang diinginkan, meliputi sikap, pengetahuan, dan keterampilan. Pengembangan indikator harus mengakomodasi kompetensi sesuai dengan tendesi yang digunakan SK dan KD.
Apabila aspek keterampilan cenderung menonjol, maka indikator yang dirumuskan harus mencapai kemampuan keterampilan yang diinginkan. Klasifikasi kata kerja yang berdasarkan aspek kognitif, Afektif dan Psikomotorik akan kami sajikan dalam tabel 2, 3, dan 4.
Tabel 2 : Kata Kerja Ranah Kognitif
Pengetahuan | Pemahaman | Penerapan | Analisis | Sintesis | Penilaian |
Mengutip Menyebutkan Menjelaskan Menggambar Membilang Mengidentifikasi Mendaftar Menunjukkan Memberi label Memberi indeks Memasangkan Menamai Menandai Membaca Menyadari Menghafal Meniru Mencatat Mengulang Mereproduksi Meninjau Memilih Menyatakan Mempelajari Mentabulasi Memberi kode Menelusuri Menulis | Memperkirakan Menjelaskan Mengkategorikan Mencirikan Merinci Mengasosiasikan Membandingkan Menghitung Mengkontraskan Mengubah Mempertahankan Menguraikan Menjalin Membedakan Mendiskusikan Menggali Mencontohkan Menerangkan Mengemukakan Mempolakan Memperluas Menyimpulkan Meramalkan Merangkum Menjabarkan | Menugaskan Mengurutkan Menentukan Menerapkan Menyesuaikan Mengkalkulasi Memodifikasi Mengklasifikasi Menghitung Membangun Membiasakan Mencegah Menentukan Menggambarkan Menggunakan Menilai Melatih Menggali Mengemukakan Mengadaptasi Menyelidiki Mengoperasikan Mempersoalkan Mengkonsepkan Melaksanakan Meramalkan Memproduksi Memproses Mengaitkan Menyusun Mensimulasikan Memecahkan Melakukan Mentabulasi Memproses Meramalkan | Menganalisis Mengaudit Memecahkan Menegaskan Mendeteksi Mendiagnosis Menyeleksi Merinci Menominasikan Mendiagramkan Megkorelasikan Merasionalkan Menguji Mencerahkan Menjelajah Membagankan Menyimpulkan Menemukan Menelaah Memaksimalkan Memerintahkan Mengedit Mengaitkan Memilih Mengukur Melatih Mentransfer | Mengabstraksi Mengatur Menganimasi Mengumpulkan Mengkategorikan Mengkode Mengombinasikan Menyusun Mengarang Membangun Menanggulangi Menghubungkan Menciptakan Mengkreasikan Mengoreksi Merancang Merencanakan Mendikte Meningkatkan Memperjelas Memfasilitasi Membentuk Merumuskan Menggeneralisasi Menggabungkan Memadukan Membatas Mereparasi Menampilkan Menyiapkan Memproduksi Merangkum Merekonstruksi | Membandingkan Menyimpulkan Menilai Mengarahkan Mengkritik Menimbang Memutuskan Memisahkan Memprediksi Memperjelas Menugaskan Menafsirkan Mempertahankan Memerinci Mengukur Merangkum Membuktikan Memvalidasi Mengetes Mendukung Memilih Memproyeksikan |
Tabel 3. Kata Kerja Ranah Afektif
Menerima | Menanggapi | Menilai | Mengelola | Menghayati |
Memilih Mempertanyakan Mengikuti Memberi Menganut Mematuhi Meminati | Menjawab Membantu Mengajukan Mengompromikan Menyenangi Menyambut Mendukung Menyetujui Menampilkan Melaporkan Memilih Mengatakan Memilah Menolak | Mengasumsikan Meyakini Melengkapi Meyakinkan Memperjelas Memprakarsai Mengimani Mengundang Menggabungkan Mengusulkan Menekankan Menyumbang | Menganut Mengubah Menata Mengklasifikasikan Mengombinasikan Mempertahankan Membangun Membentuk pendapat Memadukan Mengelola Menegosiasi Merembuk | Mengubah perilaku Berakhlak mulia Mempengaruhi Mendengarkan Mengkualifikasi Melayani Menunjukkan Membuktikan Memecahkan |
Tabel 4. Kata Kerja Ranah Psikomotorik
Menirukan | Memanipulasi | Pengalamiahan | Artikulasi |
Mengaktifkan Menyesuaikan Menggabungkan Melamar Mengatur Mengumpulkan Menimbang Memperkecil Membangun Mengubah Membersihkan Memposisikan Mengonstruksi | Mengoreksi Mendemonstrasikan Merancang Memilah Melatih Memperbaiki Mengidentifikasikan Mengisi Menempatkan Membuat Memanipulasi Mereparasi Mencampur | Mengalihkan Menggantikan Memutar Mengirim Memindahkan Mendorong Menarik Memproduksi Mencampur Mengoperasikan Mengemas Membungkus | Mengalihkan Mempertajam Membentuk Memadankan Menggunakan Memulai Menyetir Menjeniskan Menempel Menseketsa Melonggarkan Menimbang |
Pengembangan indikator akan mempertimbangkan karakteristik mata pelajaran, siswa, dan sekolah. Sebab, indikator telah menjadi sebuah acuan dalam penilaian. Sesuai dengan peraturan pemerintah nomor 19 tahun 2005, berikut ini adalah karakteristik penilaian kelompok mata pelajaran.
Kelompok Mata Pelajaran | Mata Pelajaran | Aspek yang Dinilai |
Agama dan Akhlak Mulia | Pendidikan Agama | Afektif dan Kognitif |
Kewarganegaraan dan Kepribadian | Pendidikan Kewarganegaraan | Afektif dan Kognitif |
Jasmani Olahraga dan Kesehatan | Penjas Orkes | Psikomotorik, Afektif, dan Kognitif |
Estetika | Seni Budaya | Afektif dan Psikomotorik |
Ilmu Pengetahuan dan Teknologi | Matematika, IPA, IPS Bahasa, dan TIK. | Afektif, Kognitif, dan/atau Psikomotorik sesuai karakter mata pelajaran |
Setiap mata pelajaran tentunya mempunyai karakteristik tertentu yang dapat membedakan dengan mata pelajaran yang lainnya. Perbedaan inilah yang akan menjadi pertimbang penting dalam mengembangkan indikator.
Karakteristik mata pelajaran bahasa terdiri dari beberapa aspek yaitu aspek mendengar, membaca berbicara dan menulis. Sehingga sangat berbeda sekali dengan mata pelajaran matematikan yang lebih cenderung pada aspek analisis logis.
Guru diharuskan untuk melakukan kajian secara mendalam tentang karaketeristik mata pelajaran sebagai acuan dalam mengembangkan indikator. Karakteristik mata pelaj
Advertisement
Scroll to Continue With Content
Tidak ada komentar