PENS Kembangkan Alat Pemeriksaan Jantung Portable

waktu baca 2 menit
Minggu, 14 Mei 2023 19:27 0 33 Citra Ayu

Surabaya (Infosurabaya.net) – Tim peneliti bidang biomedis Politeknik Elektronika Negeri Surabaya (PENS) mengembangkan alat pemeriksaan jantung portable atau portable ultrasound. Penelitian ini mengingat panjangnya antrean pelayanan pasien sakit jantung di rumah sakit.

“Selama ini untuk cek jantung biasanya pasien yang harus datang ke ruangan khusus ultrasound. Nah, dalam kondisi tertentu misalnya pasti akan sulit dilakukan, seperti pasien kritis penyakit jantung,” ujar Ketua Tim Riyanto Sigit, Jumat (7/4/2023).

Menurutnya, alat ultrasound portable ini bisa menjadi solusi untuk layanan tersebut. Dibandingkan dengan ultrasound yang ada di rumah sakit, dimensi alat ini relatif lebih ringkas dan memungkinkan untuk dibawa berpindah-pindah.

Bahkan tak hanya itu, alat ini juga mampu membantu memberikan diagnosa pada pasien dengan lebih presisi, mengingat biasanya dokter juga berbeda-beda dalam memberikan diagnosa pada pasien.

“Ini merupakan hal yang lumrah karena masing-masing dokter memiliki sudut pandang berbeda dalam memberikan diagnosa. Jadi, alat ini sifatnya membantu memberikan gambaran kondisi jantung pasien,” jelas Riyanto.

Ia menerangkan, cara kerja portable ultrasound ini dimulai dari pemindaian area dada pasien menggunakan alat ultrasound. Pasca pemindaian, akan diperoleh data berupa video jantung yang diambil dari berbagai sudut pemeriksaan.

Portable ultrasound kemudian melakukan pengiriman data melalui komunikasi wireless dengan smartphone. Selanjutnya, hasil video tersebut dikirimkan ke PC dengan komunikasi USB.

“Setelah data diterima akan dilakukan preprocessing dan segmentasi. Di tahap ini gambar atau citra yang bebas dari noise sangat dibutuhkan guna mempertajam kualitasnya,” terangnya.

Adapun hasil segmentasi diperoleh area kontur rongga jantung dengan tingkat akurasi rata-rata 86,6%. Hasilnya akan dipakai melakukan pelacakan jantung. Dengan hasil segmentasi yang cepat dan akurat, maka akan memudahkan pengguna mengobservasi kondisi jantungnya sendiri, normal atau tidak.

PENS Siap Dukung Kemandirian Industri Transportasi Listrik

Riyanto menyebut, harga perangkat ultrasound mencapai Rp 1-2 miliar per unit. Dengan harga itu, fasilitas ini biasanya hanya tersedia di rumah sakit besar dengan intensitas pemakaian cukup tinggi. Sementara harga portable ultrasound lebih terjangkau yakni sekitar Rp 120 juta, dengan daya jangkau lebih luas.

Ke depan, Riyanto mengaku masih ingin mengembangkan sejumlah riset biomedis yang berhubungan dengan deteksi jantung, terutama untuk mengembangan portable ultrasound. Salah satunya melakukan perubahan packaging.

“Saya ingin mengubah dimensinya, menjadi seukuran laptop. Sehingga makin memudahkan layanan kepada pihak pasien maupun perawat yang bertugas. Dan tentunya dengan kapasitas gambar yang lebih baik lagi. Semoga semua bisa terwujud di tahun depan,” pungkasnya. [ipl/but]

Tidak ada komentar

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

    LAINNYA