Ibu-ibu di Mojokerto Sulap Limbah Sampah Rumah Tangga Jadi Cuan

waktu baca 3 menit
Jumat, 19 Mei 2023 03:35 0 4 Citra Ayu

Mojokerto (Infosurabaya.net) -Ibu-ibu anggota Tim Penggerak Pemberdayaan Kesejahteraan Keluarga (TP PKK) Desa Cikandang, Kecamatan Dawarblandong, Kabupaten Mojokerto memanfaatkan limbah sampah rumah tangga. Limbah sampah berupa botol dan gelas bekas air mineral dibuat menjadi berbagai barang layak jual.

Limbah rumah tangga tersebut dibuat berbagai produk yang tak kalah dengan buatan pabrik. Dengan kreasi para ibu-ibu, limbah sampah berupa botol dan gelas bekas air mineral tersebut dibuat tudung saji atau penutup makanan. Gelas bekas air mineral ini ditata dan diberikan pita dan bunga untuk menghasilkan tudung saji beraneka warna dan kreasi.

Kegiatan tersebut dilakukan para ibu-ibu TP PKK usai melakukan pekerjaan rumah dan bercocok tanam di sawah yang merupakan pekerjaan mayoritas Desa Cinandang. Para ibu-ibu TP PKK ini berkumpul di Balai Dusun dengan membawa limbah sampah gelas air mineral untuk dibuat tuduh saji yang nantinya akan dijual.

“Setiap hari kita tidak lepas dari sampah, kita kolaborasi dengan pemerintah desa dan kader ibu-ibu PKK mencari kegiatan agar sampah tidak menumpuk. Selain ada bank sampah, kita juga memanfaatkan untuk kerajinan. Di Bank Sampah, sampah terkumpul sebelumnya langsung dijual,” ungkap Ketua Bank Sampah Desa Cinandang, Rayi Windari (35), Jumat (19/5/2023).

Atlet Voli Pantai Mojokerto Ini Raih Emas SEA Games 2023

Mereka pun memanfaatkan limbah sampah untuk didaur ulang menjadi barang kerajinan yang bisa menghasilkan cuan sebagai tambahan penghasilan para ibu-ibu. Dengan mendatangkan pelatih dari Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Mojokerto, perwakilan ibu-ibu TP PKK Desa Cinandang untuk memberikan pelatihan daur ulang sampah.

“Kami perwakilan dari ibu-ibu PKK Desa Cinandang. Selain kita ada kegiatan penimbangan bank sampah, kita juga ada pelatihan daur ulang bank sampah. Tujuannya agar ibu-ibu ada kegiatan. Setelah masak, bertani, kita kebanyakan tidak ada kegiatan. Kita juga mengajak ibu-ibu untuk lebih kreatif. Kita mengajak pelatihan ini, supaya kedepannya ada tambahan penghasilan,” katanya.

Saat ini, kerajinan yang dibuat para ibu-ibu TP PKK Desa Cinandang adalah tudung saji. Namun, lanjut Rayi, tidak menutup kemungkinan untuk kedepannya memanfaatkan limbah sampah rumah tangga tersebut untuk membuat kerajinan lainnya. Seperti jampel atau pelindung, hantaran dan bros.

“Kita mendatangkan pelatih dari Pemkab Mojokerto datang ke sini untuk memberikan pelatihan kepada ibu-ibu PKK. Dulu pelatihan keset dan saat ini sudah berjalan, iya pemanfaatkan dari Bank Sampah. Bahannya cukup mudah, memanfaatkan barang bekas. Seperti gelas bekas air mineral. Tudung saji ini juga sudah ada pemesan tapi masih berjalan,” ujarnya.

Pelatihan dan pemanfaatan daur ulang sampah di Desa Cinandang tersebut sudah dilakukan para ibu-ibu TP PKK sejak 3-5 tahun lalu. Untuk jenis pembuatan kerajinan tersebut ditentukan dari melihat trend pasar sehingga harapnya kerajinan yang dihasilkan para ibu-ibu TP PKK Desa Cinandang bisa menghasilkan cuan.

“Iya kita lihat yang ramai pasar apa saat ini? Dulu pernah bikin tas dari plastik bekas kopi, minuman dan lainnya tapi redup jadi mencari trend pasar yang ramai apa. Kemudian kita inisiatif untuk membuat kerajinan tudung saji ini, kondisional sesuai pesanan. Kisaran 30-50 buah setiap hari dengan harga Rp20 ribu sampai Rp 23 ribu. Kita ada 15-20 ibu-ibu PKK yang terlibat,” tegasnya. [tin/ted]

Tidak ada komentar

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

    LAINNYA