Pengertian Negosiasi – Secara garis besar, negoisasi berarti sebagai interaksi sosial yang dilakukan oleh dua orang lebih untuk mencapai hasil yang saling menguntungkan. Bentuk tertulisnya disebut dengan teks negosiasi. Seperti apakah bentuk dari contoh teks negosiasi?
Pada kesempatan kali ini kami akan memberikan beberapa contoh teks negosiasi, lengkap dengan penjelasan tentang struktur, kaidah atau unsur, ciri-ciri dan tujuan dari teks negosiasi. Berikut ini adalah penjelasan selengkapnya.
Baca juga: Contoh Surat Penawaran Kerja Sama
Teks negosiasi memiliki 3 struktur, yaitu bagian pembuka, isi, dan penutup. Isinya sangat sederhana, hanya dibuka dengan salam, kemudian langsung membahas maksud dan tujuan. Terakhir adalah ucapan rasa terima kasih sebagai penutupnya.
Akan tetapi, untuk teks negosiasi dalam jual-beli, struktur teksnya akan berbeda. Untuk mengetahui letak perbedaan tersebut, simak ulasannya di bawah ini.
Kaidah bahasa Indonesia yang digunakan dalam teks negosiasi meliputi :
Pada umumnya, ciri-ciri teks negosiasi adalah sebagai berikut :
Teks negoisasi ditulis dengan tujuan :
Setelah membahas tentang berbagai unsur penyusun teks negoisasi, maka berikutnya mari simak beberapa contoh teks dibawah ini.
Dalam transaksi jual-beli, ada aturan tidak tertulis yang harus dipatuhi oleh semua orang.
Seperti misalnya tidak menawar barang yang masih ditawar oleh orang lain. Dibawah ini adalah contoh teks negosiasi jual-beli dengan menghadirkan situasi tersebut/
Pembeli 1: “Bu, petenya ini berapa?”
Penjual: “Satu tangkai hanya Rp 15.000,00 saja bu. Ini ada tiga tangkai, jadi semua Rp 45.000,00.”
Pembeli 1: “Apa harganya tidak bisa kurang bu? Saya tawar satu tangkai pete ini Rp 10.000,00 ya? Sekalian habisin dagangan.”
Penjual: “Maaf, tapi tidak bisa Bu. Kalau mau ambil semua saya beri Rp 40.000,00”
Pembeli 2: “Bu, saya saja yang beli pete ini dengan harga Rp 15.000,00 per tangkai. Tapi saya ambil dua tangkai saja.”
Penjual: “Maaf, Bu, tidak bisa begitu. Ibu ini yang sudah menawar lebih dulu.”
Pembeli 2: “Tapi saya setuju dengan harga awal bu, tanpa menawar.”
Penjual: “Mohon maav Bu, tapi aturan tawar menawar memang seperti ini.”
Pembeli 1: “Ya sudah Bu, saya setuju dengan Rp 40.000 untuk tiga tangkai pete. Jadi saya ambil semuanya,”
Penjual: “Terima kasih ya, Bu”
Pembeli 1: “Sama-sama, Bu”
Terlihat ada seorang penjual musik sedang membersihkan gitar dagangannya sebelum calon pembeli datang menghampiri tokonya.
Pembeli: “Pak, berapa harga gitar yang ini? Saya tertarik untuk membelinya.”
Penjual: “Gitar itu harganya Rp 750.000, Nak.”
Pembeli : “Apa harganya tidak bisa kurang, Pak?”
Penjual: “Bisa tapi kurang sedikit. Mau menawar gitar ini berapa, Nak?”
Pembeli: “Rp 600.000,00 Pak, Bagaimana?”
Penjual: Kalau “Rp 600.000,00 masih belum dapat, Nak.”
Pembeli: Kalau begitu, Rp 625.000, bagaimana Pak?”
Penjual: “Naikkan sedikit lagi, Nak. Kalau Rp 650.000,00 bisa kamu ambil.”
Pembeli: “Baiklah, Pak, Saya setuju Rp 650.000. Ini pak uangnya.”
Penjual: “Terima kasih, Nak.”
Pembeli: “iya, sama-sama, Pak.”
Baca juga: Contoh Teks Iklan Yang Efektif
Pak Bagus mempunyai tetangga baru di depan rumah yang bernama Pak Bagas, Pak Bagas ini memiliki usaha bengkel las. Suara bengkel tersebut sangat menganggu anak Pak Bagus yang kebetulan masih bayi dan tentunya butuh istirahat saat siang.
Pak Bagus: “Selamat siang, Pak Bagas. Mohon maaf sebelumnya saya ingin membahas tentang suara bengkel Bapak yang menganggu istirahat siang bayi saya.”
Pak Bagas: “Oh, iya Pak Bagus. Saya yang minta maaf karena sudah mengganggu Bapak dan juga bayi Bapak. Saya sedang berusaha untuk mengganti mesin las yang sudah lama saya pakai ini dengan yang baru. Suara mesin las baru jauh lebih kecil jika dibandingkan mesin yang lama.”
Pak Bagus: “Oh jadi begitu. Terimakasih sudah mempertimbangkan hal ini, Pak. Saya meminta maaf karena sudah datang dan menegur Bapak seperti ini.”
Pak Bagas: “Tidak apa-apa, Pak, tidak masalah. Memang sudah semestinya usaha bengkel las ini tidak menganggu siapapun. Tetapi, saya juga memiliki solusi untuk Bapak. Pak Bagus bisa memindahkan bayi Bapak ke dalam ruang yang letaknya lebih di dalam.”
Pak Bagus: “Iya, Pak nanti setelah dari sini saya akan langsung memindahkan bayi saya ke ruang belakang. Terima kasih banyak Pak Bagus karena sudah memahami kondisi saya.”
Pak Bagas: “Iya, sama-sama, Pak.”
Advertisement
Scroll to Continue With Content
Tidak ada komentar