Jember (Infosurabaya.net) – Wakil Ketua DPRD Kabupaten Jember, Jawa Timur, Ahmad Halim menilai, klub Persid (Persatuan Sepak Bola Indonesia Djember) membutuhkan kreativitas dan gotong royong untuk tumbuh dan berkembang.
“Persid selama ini menjadi bagian tak terpisahkan dari Kabupaten Jember. Bagian dari sejarah perkembangan sepak bola. Artinya, banyak lika-liku kisah perjalanan. Syarat untuk menjadi kota besar atau maju ada klub sepak bola kebanggaan,” kata Halim, Rabu (24/5/2023).
Halim berharap Persid bisa segera menembus Liga 2, setelah sekian lama berkutat di Liga 3 atau level terbawah kompetisi resmis sepak bola Indonesia. “Yang harus dibenahi tentu semangat kebersamaan. Persid adalah milik masyarakat Jember,” katanya.
“Tentunya peran serta semua pihak, mulai dari pemerintah, masyarakat, suporter, pecinta sepak bola harus bisa disatukan visi dan jiwanya untuk mencintai, berjuang, dan berkorban untuk Persid. Semangat itu, harus dimulai dari pengurus Persid sendiri,” kata Halim.
“Semua bidang olah raga, bukan hanya sepak bola, terhambat masalah pendanaan. Pendanaan bukan segalanya, tapi berdasarkan pengalaman ketika saya jadi Ketua KONI dan membantu Persid, semangatnya adalah kebersamaan,” tambah Halim.
Halim masih ingat Persid tidak mendapat kucuran dana dari Pemerintah Kabupaten Jember pada masa pemerintahan Bupati Faida. “Tapi dengan semangat kebersamaan dan gotong royong, muncul ide kreatif bagaimana menggali sumber potensi pembiayaan. Bagaimana merekrut bapak asuh untuk sepak bola, minimal lima atau sepuluh orang, karena tiap pemain memerlukan pembiayaan,” katanya.
Keterbukaan juga menjadi syarat mutlak bagi Persid jika ingin maju. “Sampaikan apa adanya keadaan Persid. Misalkan butuh bantuan untuk biaya pembinaan latihan sepak bola, gaji, dan biaya pertandingan, itu harus disampaikan ke publik. Barulah publik menilai apakah Persid memang butuh bantuan,” kata Halim.
“Namun pengelolaan Persid juga harus sudah mengarah ke profesionalitas. Sumber industri olahraga adalah tiket. Bagaimana menghasilkan itu, butuh dukungan suporter. Suporter membeli tiket pertandingan kandang sebagai wujud kontribusi untuk membantu Persid. Ini harus dikelola dengan baik, sehingga pesan ke suporter tersampaikan. Niat mereka membeli tiket adalah membuat Persid maju,” kata Halim.
Aspek kedua adalah pembiayaan dari sponsor. “Tidak mudah mendapatkan sponsor, apalagi Persid masih di Liga 3. Tapi saya yakin bila ada keseriusan pengurus dan pengelola, katakanlah butuh sentuhan bantuan sponsor, kalau kita bisa meyakinkan, orang akan membantu dengan sukarela,” kata Halim. [wir]
Tidak ada komentar