teori belajar Konstruktivistik – Pada kesempatan kali ini kami akan menyampaikan materi tentang teori belajar konstruktivisme. Dalam belajar mengajar, tidak jarang kita salah paham saat menyimak penjelasan guru. Fenomena ini mendukung paham penganut teori belajar konstruktivisme. Teori ini menjelaskan bahwa dalam perolehan pengetahuan kita membentuk atau mengkonstruksi sendiri pengetahuan kita.
Teori belajar konstruktivisme juga disebut dengan teori konstruktivistik. Proses belajarnya pun bisa disebut belajar konstruktivisme.
Perlu diketahui, konstruktivisme berasal dari kata konstruksi yang berarti membangun. Saat masuk ke dalam ranah filsafat Pendidikan, maka konstruksi diartikan sebagai upaya dalam membangun susunan kehidupan yang berbudaya maju.
Gagasan mengenai teori ini sebenarnya bukan hal yang baru. Sebab segala hal yang dijalani di kehidupan merupakan kumpulan dan hasil binaan dari pengalaman yang menyebabkan pengetahuan muncul dalam diri seseorang.
Teori konstruktivisme mengartikan belajar sebagai aktivitas yang benar-benar aktif, di mana peserta didik membangun sendiri pengetahuannya, mencari sendiri makna, mencari tahu tentang yang dipelajarinya dan menyimpulkan konsep dan ide baru dengan pengetahuan yang sudah ada dalam dirinya.
Baca juga : Model Pembelajaran Kooperatif
Ada beberapa karakteristik yang juga merupakan prinsip dasar teori belajar konstruktivisme. Berikut akan kami jabarkan apa saja prinsip tersebut.
Ada beberapa tokoh teori konstruktivisme. Masing-masing tokoh ini memiliki pendapat yang berbeda-beda. Sehingga kita bisa memahami teori belajar konstruktivisme menurut para ahli.
Baik Driver dan Bell mempunyai pendapat bahwa karakteristik teori belajar konstruktivisme adalah seperti berikut:
Piaget dikenal luas sebagai konstruktivis. Ia menegaskan bahwa pengetahuan dibangun dalam pikiran anak lewat asimilasi dan akomodasi. Asimilasi adalah penyerapan informasi yang baru. Sementara akomodasi merupakan sesuatu yang disediakan untuk kebutuhan penyusunan struktur informasi yang lama maupun informasi yang baru, baik tempat ataupun kebutuhan lain.
Ada 3 hal pokok yang berhubungan antara tahap perkembangan intelektual dengan tahap perkembangan konstruktivisme mental. Berikut ketiga hal pokok tersebut.
Vigotsky memahami bahwa belajar dilakukan dalam interaksi dengan lingkungan sosial. Proses belajar seseorang dengan discovery lebih mudah jika dalam konteks sosial budaya. Inti kognitivisme Vigotsky adalah interaksi antara aspek internal dengan eksternal yang terjadi pada lingkungan sosial.
Tasker menekankan bahwa dalam teori belajar konstruktivisme terdapat tiga hal yang harus ada, antara lain:
Wheatley mendukung teori konstruktivisme dengan mengajukan 2 prinsip utama dalam pembelajaran, di antaranya:
Hanbury mengemukakan pendapat bahwa ada beberapa aspek berlandaskan teori belajar konstruktivisme, yakni:
Setelah mengetahui tokoh teori konstruktivisme beserta pendapatnya, kini kita akan membahas mengenai proses belajar dari sudut pandang teori konstruktivisme. Dilihat dari aspek peserta didik, peran guru, sarana belajar dan evaluasi belajar.
Proses belajar konstruktivistik merupakan proses membangun dan merestrukturisasi pengetahuan dan keterampilan individu dalam lingkungan sosial dalam upaya peningkatan konseptual secara konsisten.
Oleh karenanya pengelolaan pembelajaran harus diutamakan pada pengelolaan peserta didik dalam memproses gagasannya, bukan semata-mata olahan peserta didik dan lingkungan belajar, atau bahkan pada unjuk kerja atau prestasi belajar yang dikaitkan dengan sistem penghargaan dari luar seperti nilai ijazah dan lain sebagainya.
Penerapan teori konstruktivistik sering dipakai pada model pembelajaran pemecahan masalah atau problem solving seperti pembelajaran menemukan (discovery learning) dan pembelajaran berbasis masalah (problem-based learning).
Peserta didik harus aktif melakukan kegiatan, aktif berpikir menyusun konsep dan memberikan makna mengenai hal-hal yang dipelajari. Guru memiliki andil dalam memprakarsai penataan lingkungan dan memberi peluang belajar yang optimal. Akan tetapi pada akhirnya peserta didik yang menentukan sendiri terwujudnya belajar yang sepenuhnya itu.
Paradigma konstruktivistik memandang peserta didik sebagai pribadi yang mempunyai kemampuan awal sebagai modal dasar sebelum belajar dalam mengkonstruksi pengetahuan baru. Maka dari itu walaupun kemampuan awal itu masih sederhana, sebaiknya diterima dan dijadikan dasar pembelajaran dan pembimbingan.
Guru membantu peserta didik supaya proses pengkonstruksian pengetahuan berjalan lancar. Guru membantu peserta didik untuk membentuk pengetahuannya sendiri, sehingga guru perlu memahami cara pandang belajar peserta didiknya. Kunci peranan guru dalam proses belajar merupakan pengendalian yang mencakup:
Merupakan segala sesuatu seperti media, alat, lingkungan dan fasilitas yang disediakan untuk membantu pembentukan pengetahuan.
Proses pembelajaran menurut teori konstruktivisme mencakup sarana, kemampuan awal peserta didik, guru dan hasil belajar peserta didik. Sejauh mana pembelajaran berlangsung memunculkan pemikiran untuk mengevaluasi, termasuk evaluasi belajar peserta didik.
Evaluasi konstruktivistik bisa diarahkan pada tugas-tugas mengkonstruksi pengetahuan yang menggambarkan proses berpikir yang lebih tinggi.
Baca juga : Teori Belajar Bruner
Model-model pembelajaran menurut teori belajar konstruktivisme adalah sebagai berikut:
Supaya lebih memudahkan Anda dalam memahami apa itu teori belajar konstruktivisme, kami akan memberikan beberapa contoh penerapan teori konstruktivisme dalam pembelajaran, teori konstruktivisme dalam bentuk pdf dan makalah teori konstruktivisme.
File yang akan kami berikan berformat pdf sehingga dapat Anda baca sendiri di PC atau bahkan smartphone. Selain itu Anda juga bisa mencetak makalah teori belajar konstruktivisme pdf jika ingin memiliki hard copy-nya.
Sekian materi teori belajar konstruktivistik yang bisa kami sampaikan untuk Anda. Anda bisa mencari referensi lain dengan mencari makalah teori belajar konstruktivisme yang bisa dicari dengan mudah di internet.
Advertisement
Scroll to Continue With Content
Tidak ada komentar