Surabaya (Infosurabaya.net) – Dibalik ketegaran Marselino Ferdinan di lapangan sepak bola, rupanya ada sisi lemah dari seorang pemain berusia 18 tahun asal Surabaya. Di laga final melawan Thailand lalu, ia sempat menangis karena kena prank pelanggaran.
Diceritakan saat di KONI Jawa Timur, adik dari Otavianus Fernando ini sempat stres di kondisi final melawan Thailand. Karena tekanan yang terjadi bukan hanya psikis, tapi juga mental yang dibuat kacau.
“Ya waktu itu kita sudah unggul 2-1 selesai itu masih ada bola pelanggaran dan jadi gol dari Thailand. Saya sudah stres waktu itu, rasanya hancur berpikir kalah ini. Tapi kalau sudah kata tuhan menang, ya menang,”cerita Marsel.
Tangisan Marselino akhirnya sirna, suport dari pemain timnas lainnya dan sang kapten Risky Ridho membuat rasa drop bisa bangkit kembali karena para pemain saling suport. “Untung teman-teman saling suport semua, kita bisa main seperti biasa. Kita balik 0-0 karena 2-2 kita mulai lagi, kita perbaiki semuanya ya kita lihat setelah perpanjangan waktu, mental kita memang luar biasa bagusnya,” ungkapnya, Rabu (24/5/2023).
BACA JUGA:
3 Alumni Klub Internal Persebaya di Timnas U-22
Namun mental Marselino memang berkualitas. Di usianya yang masih muda, ia mampu menyelesaikan apa yang harus diselesaikan dan diprioritaskan. Sama halnya dengan kericuhan yang terjadi saat pertandingan final melawan Thailand, ia tak terpancing kemarahan ke tim lawan. “Tidak terpengaruh saat itu, saya tetap fokus karena saya tahu prioritas saya harus apa, jadi saya tidak terpikirkan untuk ikut amarah atau emosi karena nanti ada sanksi atau yang lain dan itu bisa merugikan saya sendiri,” ujarnya.
Kesusksesan Marselino membawa medali emas Sea Games adalah bukti kesolitan para pemainnya dalam melakukan permainan yang sesuai dengan intruksi pelatih bahkan kebersamaan antar pemain membuat para pemain timnas ini sukses setelah 32 tahun tanpa medali emas.
“Semua cerita baik dan buruk hingga kesuksesan kami karena satu tim ini memang sering bersama dan berkumpul kadang juga sebelum bermain kami ngobrol bersama apa yang harus kita lakukan sebelum pertandingan atau usai dan medLi emas ini menjadi cambuk kita untuk mengalahkan rasa takut,” tutupnya. (way/kun)
Tidak ada komentar